Selamat Datang Di Desa Situ Pondoksalam Purwakarta

Header Ads

Breaking News
recent

Pawai Bedug Purwakarta

Suasana menjelang Ramadhan di Purwakarta dirayakan dengan kegiatan pawai 999 bedug dan 9.999 petromak. Peserta kegiatan yang terdiri dari korps pegawai, masyarakat pedesaan dan komunitas masyarakat lainnya, sejak Kamis (25/5) sore sudah terlihat memenuhi ruas jalan Veteran, depan Kampus UPI Purwakarta.

Berdasarkan pantauan, setelah melaksanakan Shalat Maghrib dan Isya di Mesjid Kampus tersebut, massa mulai terlihat bergerak menyusuri Jalan Veteran, Jalan Jenderal Sudirman, dan Jalan RE Martadinata.

Salah satu peserta pawai, Tuti Sumarni (43), sebagai Kepala Desa Situ Pondoksalam  Purwakarta mengaku antusias mengikuti kegiatan ini. Menurut dia, tradisi pukul bedug jelang Ramadhan dan menyalakan lampu yang terang adalah bentuk rasa syukur kita dalam menyambut bulan yang suci bagi umat islam yaitu bulan ramadhan.

Dengan diadakannya kegiatan ini, menurut ia ini adalah kegiatan yang baik bagi situasional umat muslim yang ada di purwakarta.

“Bukan Cuma untuk merayakan datangnya bulan ramadhan, kegiatan ini juga sebagai wahana atau media silaturahim antar mumat muslim di seluruh purwakarta hal ini berdampak positif bagi memperdalam rasa ukhuah islamiah, walaupun akhir-akhir ini umat muslim membuat kelompok/organisasi islamnya masing-masing. Tetapi dengan kegiatan ini semua kelompok/organisasi islam dapat di persatukan.” ungkap Tuti.

Iring-iringan peserta pawai terlihat mengular di Jalan RE Martadinata, tempat panggung utama digelar. Saat melewati panggung utama inilah, seluruh peserta disambut dengan bacaan Asmaul Husna dan Shalawat Nabi.

Di panggung utama tersebut, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan ekspresi kegembiraan masyarakat dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Seluruh masyarakat nusantara menurutnya, memiliki tradisi sendiri-sendiri dalam mengekspresikan kegembiraan ini.

“Ini ekspresi kebahagiaan dari masyarakat, ada banyak cara mengekspresikannya, ada munggahan, pukul bedug, hingga mandi di sungai atau di laut sesuai dengan kaidah syar’i masing-masing,” ungkap Dedi.

Pria yang menjadi pelopor pemakaian iket Sunda di acara resmi ini pun memiliki harapan tersendiri di bulan Ramadhan tahun ini. Ia mengimbau agar bulan suci ini digunakan sebaik-baiknya sebagai momen kontemplasi atau perenungan.

“Tanggal 1 Ramadhan nanti kita ada agenda tadarrus bersama di Mesjid Agung dan Alun-alun. Targetnya, Insya Allah 10 ribu orang mengikuti kegiatan ini,” pungkasnya. (*)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.